Senin, 26 September 2011

bom bunuh diri di solo

Kapolri Jenderal Timur Pradopo memastikan timnya telah mengantongi identitas pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) di Kepunton, Solo, Jawa Tengah. Meski begitu, Kapolri meminta semua pihak tetap menunggu hasil uji tes DNA pelaku.

“Kita sudah punya identitas pelakunya. Moga-moga besok sudah bisa disampaikan,” kata Timur di sela acara penanaman pohon di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) Mabes TNI di Sentul, Jawa Barat, Senin, 26 September 2011. “Yang jelas sudah ada titik terang.”

Senin, 26 September 2011, jasad lelaki yang diduga pelaku pengeboman gereja di Solo sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Jenazah dibawa dengan mobil Disaster Identification Victim (DVI) dan dijaga iring-iringan lima mobil polisi. Jasad itu akan diuji tim forensik.

Selanjutnya, tim uji forensik akan mengidentifikasi jenazah. Pengujian ini, kata Kepala Pusat Dokumentasi dan Kedokteran Polri Brigadir Jenderal Polisi Musaddeq, butuh dua pekan. "Sekarang sedang mengumpulkan data-data posmortem dari jenazah juga antemortem dari keluarga," kata Musaddeq. “Data itu bisa saja sidik jari dan keluarga.”

Sumber Tempo mengatakan pelaku yang tewas di lokasi dengan isi perut terburai itu adalah satu dari lima buron kasus Cirebon. "Asalnya Subang, usia sekitar 31 tahun, dan memang sudah disiapkan menjadi pengantin," katanya.

Markas Besar Kepolisian RI pernah mengumumkan kelima buron itu adalah Yadi al-Hasan alias Abu Fatih alias Vijay, Achmad Yosepa Hayat alias Hayat alias Ahmad Abu Daud alias Raharjo, Beni Asri, Nanang Irawan alias Gendut, dan Heru Komaruddin.

Beredar kabar, pelaku bom bunuh diri adalah Achmad Yosepa Hayat, namun kepolisian belum bisa memastikan hal tersebut. Belum dapat dipastikan berapa lama proses pengujian akan berlangsung. "Secepatnya," kata Musaddeq sebelum berlalu.

sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/09/26/brk,20110926-358321,id.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar